Misteri Dibalik Bulan Purnama postheadericon


Moon

Pernah dengar cerita-cerita mitos tentang manusia yang berubah (lycantrophy) pada saat bulan purnama, seperti makhluk Werewolf di Amerika, Macan di India dan sebagian Asia, Beruang di Eropa, Macan Tutul dan Singa di Afrika, Jaguar di Amerika Latin dan Siluman Buaya di Indonesia?

Selama berabad-abad telah ada keyakinan luas bahwa bulan memberikan pengaruh yang kuat pada kesehatan manusia dan perilakunya. Bukti yang paling kuat ini ditemukan dalam kata "lunatic" yang artinya gila, sebuah istilah yang berasal dari "lunar" dan awalnya digunakan untuk menggambarkan suatu bentuk kegilaan yang dianggap disebabkan oleh fase bulan.

Para dokter spesialis asal Miami, Amerika menjelaskan penelitian mereka bahwa terdapat korelasi kuat antara siklus bulan lengkap (purnama) dan sikap emosional pada manusia. Mereka juga menganalisa dari grafik statistik rumah sakit dan kantor polisi bahwa setelah siklus bulan lengkap terjadi, tingkat kejahatan, bunuh diri, kecelakaan lalu lintas meningkat tajam. Orang yang menderita ketidakstabilan emosional dan gangguan mental, pasien dengan kepribadian ganda, dan orang tua lebih rentan terhadap cahaya bulan. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa persentase terbesar perceraian, pertengkaran, dan kekerasan di beberapa kota berada di tengah bulan yakni saat bulan purnama.

Peneliti Klinis Toxicology, Leonie Calver, asal Australia juga melakukan penelitian yang sama. �Temuan kami adalah sebuah premis bahwa individu dengan perilaku kekerasan dan gangguan akut lebih banyak terjadi pada saat bersamaan dengan berlangsungnya bulan purnama,� ujarnya.

Para peneliti di Leeds University, juga membuktikan bahwa terdapat lonjakan pasien di seluruh rumah sakit setelah bulan purnama. Keluhanannya adalah kegelisahan dan depresi.

Fenomena ini dapat dijelaskan secara ilmiah dan dapat diterima. Ia mengatakan bahwa air di lautan dipengaruhi oleh daya gravitasi bulan dalam proses pasang surut. Komposisi tubuh manusia 80%nya adalah air, dan dua organ tubuh yang paling penting memiliki komposisi diatas 80% yaitu otak (90%) dan darah (90-95%). Jadi, potensi pengaruh gravitasi bulan juga tidak dapat diindahkan. Sehingga suasana hati dan sikap emosional manusia pun terkena imbasnya.

Penelitian ilmiah terbaru yang dilakukan oleh Dr. Amir Saleh, Konsultan Kesehatan di Amerika serta dosen Universitas Chicago, berpendapat bahwa puasa dapat mengendalikan pengaruh grafitasi bulan tersebut.

Karena puasa dapat memurnikan darah serta regenerasi sel-sel tubuh. Di dalam dan luar sel terdapat cairan, yang mana jika kita berpuasa dapat menambah kualitas cairan tersebut, terutama saat 3 hari (13, 14, 15 penanggalan Hijriah) tengah bulan.

Jika fokus (berpuasa 3 hari berturut-turut), grafitasi bulan yang memengaruhi cairan dalam sel tubuh manusia justru membantu menyeimbangan ion tubuh, memberikan tambahan energy, serta meningkatkan kekebalan tubuh.

Ibnu Sina dalam bukunya �Al-Qanun fi al-Tibb� menjelaskan pula bahwa proses pengobatan semisal hijamah, paling baik dilakukan saat pertengahan bulan, yakni tanggal 13, 14, 15 kalender Qamariyah, bukan permulaan atau akhir bulan.

Secara umum Dr. Allan Cott, M.D, seorang ahli kesehatan asal Amerika, menyatakan bahwa puasa dapat menjadikan diri lebih baik secara mental dan fisik, membersihkan badan, menurunkan tekanan darah dan kadar lemak, mengendalikan nafsu seks, mengendorkan ketegangan jiwa, menajamkan fungsi inderawi, mampu mengendalikan emosi, serta memperlambat proses penuaan.

Telah menceritakan kepada kami (Rauh), telah menceritakan kepada kami (Hammam) dari Anas bin Sirin dari Abdul Malik bin Qatadah bin Milhan Al-Qaisy dari Ayahnya ia berkata; "Rasulullah SAW pernah memerintahkan kami berpuasa yaumul bidh, yaitu; tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas, dan beliau bersabda: "ia seperti puasa selamanya." H.R. Imam Ahmad.

Sumber: http://zyannah.blogspot.com