Pemerintah Amerika Serikat, dalam siaran pers Kamis, 7 Maret 2013, menegaskan bahwa negara ini siap menghadapi serangan yang datang dari Korea Utara. "Amerika Serikat sepenuhnya mampu bertahan terhadap serangan rudal balistik Korea Utara," kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney.
Pernyataan ini menanggapi ancaman pejabat Korea Utara yang akan meluncurkan serangan nuklir pendahuluan kepada Amerika Serikat. Pyongyang menuduh Washington menunjukkan sikap permusuhan dengan menggalang resolusi baru yang akan memperketat sanksi terhadap negara yang dipimpin Kim Jong-un itu.
Dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita Korea Utara, KCNA, pejabat Kementerian Luar Negeri menyebut AS telah memicu perang nuklir. "Kami akan menggunakan hak untuk melakukan serangan nuklir pendahuluan terhadap markas penyerang untuk melindungi kepentingan tertinggi kami, "kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Rabu 6 Maret 2013 lalu.
Pejabat yang tak disebut namanya itu juga menyatakan, tindakan militer akan dilakukan Korea Utara pada 11 Maret saat latihan militer Korea Selatan dan Amerika Serikat mencapai skala penuh. AS dan Korea Selatan mulai menggelar latihan militer bersama sejak awal Maret.
Selain ditujukan ke Washington, ancaman Pyongyang juga dialamatkan ke tetangganya, Korea Selatan, yang sering disebutnya sebagai boneka Amerika Serikat. Atas ancaman ini, pejabat Seoul balik menggertak dengan mengatakan, "jika Pyongyang menyerang Korea Selatan dengan senjata nuklir, rezim Kim Jong-un akan dihapus dari muka bumi."