Browse » Home »
» Studi: Obat Penyubur Rambut Bisa Sebabkan Impotensi
Studi: Obat Penyubur Rambut Bisa Sebabkan Impotensi
Dan ukuran testis pun bisa mengecil.
Para ilmuwan dari Amerika Serikat mengklaim, bahwa obat yang mampu mengatasi kebotakan pada lelaki alias penyubur rambut dilaporkan dapat menyebabkan impotensi berkepanjangan dan mungkin tidak dapat disembuhkan.
Temuan baru-baru itu didapat setelah seorang pasien mengaku mengalami penyusutan ukuran alat kelaminnya dan menderita impotensi setelah menggunakan Propecia, obat penyubur rambut yang diproduksi oleh Merck, dan telah disetujui oleh FDA pada tahun 1997.
Kevin Malley (30), menggunakan Propecia setelah dia khawatir dengan kebotakan yang dialaminya. Ia mengatakan hanya berencana minum pil selama satu tahun.
Namun, hanya dalam waktu lima bulan setelah menggunakan obat tersebut ia malah menderita impotensi dan testisnya juga menjadi lebih kecil.
Lantaran begitu khawatir dengan perubahan tersebut, Malley segera berkonsultasi ke dokter dan diberitahu gejala tersebut akan menghilang setelah ia berhenti minum obat. Namun setelah satu tahun pun ia mengatakan, tidak ada perubahan yang terjadi.
Fakta tersebut tidak membuat Dr Michael Irwig dari University of Washington, terkejut.
Pasalnya, baru-baru ini ia menerbitkan sebuah studi dalam Journal of Sexual Medicine, yang menemukan bahwa bahan finasteride, yang ditemukan dalam Propecia, dapat menyebabkan disfungsi seksual terus-menerus, termasuk hasrat seksual rendah, disfungsi ereksi dan masalah dengan orgasme.
Irwig kali pertama menyadari masalah yang disebabkan oleh finasteride beberapa tahun lalu ketika ia bertemu dengan beberapa orang yang melaporkan, bahwa mereka telah mengembangkan disfungsi seksual setelah mengonsumsi obat tersebut.
"Ini sangat menjengkelkan bagi banyak orang-orang, karena mereka mencari perawatan dari para profesional medis yang telah melihat literatur dan belum melihat risiko disfungsi seksual terus-menerus," katanya.
Dr Irwig kemudian menyadari bahwa orang itu telah dilaporkan mengalami impotensi selama berbulan-bulan, bahkan setelah mereka berhenti minum obat.
"Saya mengakses situs web propeciahelp.com dengan lebih dari 1.400 pengguna yang terdaftar. Mereka adalah lelaki muda yang sehat tapi telah mengalami efek samping seksual yang sama dari finasteride . Dan saya menemukan bahwa tidak ada yang menerbitkan kejadian dari efek samping ini -- siapa mereka, berapa lama efek samping seksual yang berlangsung, dan apa jenisnya, " jelasnya panjang lebar.
Dalam studi tersebut, Irwig mewawancarai 71 laki-laki berusia 21 sampai 46 tahun untuk menilai berapa lama mereka mengonsumsi finasteride, jenis dan durasi efek samping seksual dan frekuensi seksual mereka sebelum dan sesudah mengonsumsi obat tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa 94 persen mengembangkan libido yang rendah, 92 persen mengalami disfungsi ereksi dan penurunan gairah, serta 69 persen bermasalah dengan orgasme.
Rata-rata, para lelaki menggunakan finasteride untuk sekitar 28 bulan, tetapi efek samping seksualnya dialami selama rata-rata 40 bulan.
Tak hanya itu, Irwig juga menemukan bahwa rata-rata jumlah episode seksual per bulan menurun setelah penggunaan finasteride. "Ternyata hampir semua laki-laki memiliki banyak masalah fungsi seksual," imbuhnya.
Irwig menambahkan, sebelum menggunakan finasteride, lelaki mengalami aktivitas seksual rata-rata sekitar 26 episode per bulan, tetapi setelah menggunakan obat tersebut, turun menjadi sekitar delapan per bulan. Ini berarti pengurangan aktivitas seksual hampir dua-pertiga.
"20 persen pasien yang saya wawancarai mengalami disfungsi seksual terus-menerus selama lebih dari lima tahun. Ini yang membuat saya berpikir apakah disfungsi seksual mereka adalah permanen, "tambahnya.
Dr Irwig mengatakan sekitar 5 persen lelaki yang minum Propecia akan mengalami disfungsi seksual, dan mereka sulit untuk mengatakan berapa banyak akan mengalami gejala persisten.
"Kami tahu bahwa ini adalah potensi masalah, tapi kita tidak bisa mengukur apa risiko yang tepat. Saya tidak bisa mengatakan seorang lelaki memiliki kesempatan 1 dari 100, atau kesempatan 1 dari 1000 orang mengalami disfungsi seksual terus-menerus, tapi cukup jelas ada kaitannya di sini, " katanya.
Namun dalam sebuah pernyataan, Merck mengatakan tidak ada bukti hubungan sebab akibat antara Propecia dan disfungsi seksual yang terjadi terus-menerus.
Seorang juru bicara mengatakan: "Merck percaya bahwa Propecia (finasteride) telah menunjukkan keamanan serta profil efikasi, dan bahwa label produk itu tepat menggambarkan manfaat dan risiko obat untuk membantu menginformasikan resep.
"Sebuah hubungan kausal antara penggunaan Propecia dan disfungsi seksual lanjutan setelah penghentian pengobatan belum ditetapkan. Kami mendorong pasien untuk berbicara dengan dokter mereka jika mereka memiliki pertanyaan atau masalah tentang kesehatan mereka, atau sekitar Propecia, " jelas juru bicara dari Merck.
gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini
»